Apr 24, 2012

It's not about why and because

English Version

Peringatan: Blog ini akan menyinggung tentang kejatuhan Adam Air KI-574 pada 1 January 2007

Referensi: Adam Air Penerbangan 574

Ditulis ulang dari sumber:
- Pdt. Daniel Lukas L. (GKA Agape Surabaya), 22 April 2012
- Pdt. Nyoman Widiantara (GKA Agape Surabaya), 15 April 2012


Sudah sering kita mendengar tentang hubungan sebab-akibat. Well, secara umum dapat diartikan sebagai: suatu akibat terjadi karena disebabkan oleh sesuatu. Hubungan sebab-akibat (causalitat, adaequat atau adekuat atau adaquanzttheorie) seperti sudah menjadi pola pikir natural dari setiap manusia sejak lahir termasuk dalam diri orang Kristen. Sialnya, kita sering menggunakan hukum itu dalam mengartikan kejadian-kejadian dalam hidup kita.

1 January 2007, sebuah pesawat milik Adam Air, KI-574 yang terbang dari Surabaya ke Manado via Jakarta, hilang dalam perjalanan dan dicatat terjatuh di perairan Majene Sulawesi Barat. Dari 96 penumpang dan 6 awak pesawat, tidak ada seorang pun yang tercatat selamat. Membuat berita ini lebih menyedihkan, bukan hanya orang dewasa maupun anak kecil yg menjadi korban. Tercatat juga bahwa beberapa bayi yang masih berumur beberapa bulan ada di dalam daftar.

KENAPA mereka ?
KENAPA pesawat itu ?
KENAPA bayi pun menjadi korban ?
KENAPA KENAPA dan KENAPA ??

Pdt. Nyoman Widiantara menceritakan tentang sepasang suami-istri, yang sewaktu belum menikah sama-sama rajin melayani Tuhan. Tetapi setelah menikah, sang suami ternyata menyeleweng dengan perempuan lain, dan mulai meninggalkan Tuhan. Pdt. Nyoman yang dekat dengan keduanya, juga menanyakan hal yang sama kepada Tuhan. KENAPA !!!

Sialnya, tidak ada satu pun jawaban pasti yang dapat menjawab paling tidak satu dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mungkin jika kita meneruskan pertanyaan-pertanyaan itu, akan timbul: "Apa salah mereka ?"

OK, stop tentang Adam Air dan masalah perkawinan sampai disini...
Lihat kembali pertanyaan tersebut. "Apa salah mereka ?"
Kita mulai memakai hubungan sebab-akibat bukan ?

"Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku" (2 Korintus 12:8-9)

Rasul Paulus, seorang rasul besar yang sudah sering kita kenal melalui surat-suratnya, ternyata juga memiliki hal yang mengganjal dalam hidupnya. Walaupun tidak tertulis jelas apa hal tersebut, tetapi dalam 2 Korintus 12:7 dikatakan bahwa ada "duri di dalam daging". Dalam ayat diatas, ditulis bahwa Paulus juga telah berseru kepada Tuhan untuk membereskan masalah tersebut. Tetapi Tuhan tidak serta merta mengabulkan doanya, melainkan dijawab melalui ayat ke 7 dan ke 9

Ya, "duri" itu tetap ada dalam dirinya supaya ia tidak meninggikan diri, dan supaya kuasa Tuhan sempurna dalam hidupnya.
Apa itu ? Segala pekerjaan Paulus hingga akhir hidupnya.
Bila Paulus tidak memiliki "duri" tersebut, bisa jadi dia akan menjadi sombong, dan semua karya Tuhan melalui dirinya akan menjadi rusak.

Kawan, sering kita tidak mengerti apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita maupun hidup seseorang. Tetapi, percayalah padaNya, seperti yang berulang-ulang saya tulis dalam blog-blog saya yang lain, bahwa apa yang direncanakanNya adalah yang terbaik.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11)

Cerita Cinderella menjadi indah bila kita tidak menyetopnya pada saat sang ibu tiri melarangnya untuk pergi ke pesta. Cerita Putri Salju pun akan menyedihkan bila kita hanya melihatnya sampai pada bagian ia tertidur setelah makan buah apel beracun.

Kawan, cerita hidup kita belum berakhir, bahkan mungkin ketika kita meninggal pun bukan menjadi garis akhirnya. Tetapi percayalah, bahwa Tuhan sudah merangkai cerita "Putri Salju" kita bahkan sebelum kita dilahirkan. Ketika kita percaya pada Tuhan, kita tidak perlu tahu tentang sebab dan akibat. Kita hanya perlu mengingat bahwa kita hidup hanya karena anugerahNya, dan itulah yang kita butuhkan.

"...Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu..." (2 Korintus 12:9)

"...My grace is all you need..." (2 Corinthians 12:9) ~ New Living Translation


Tuhan Yesus memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Warning: This blog content will pertain the fall of Adam Air KI-574 on January 1st, 2007

References: Adam Air Penerbangan 574

Rewritten from the source:
- Rev. Daniel L. Lukas (GKA Agape Surabaya), April 22nd, 2012
- Rev. Nyoman Widiantara (GKA Agape Surabaya), April 15th, 2012

We often hear about the cause-effect pattern in our daily life. Well, cause and effect relationship can be defined as a result occurs because of something happens, whichever occurs first. Causality (cause-effect relationship) has become common mindset that most of people have, including the Christians. Unfortunately, we often use the law in interpreting events which occur in our lives.

On January 1st, 2007, a plane which is belong to Adam Air, KI-574 had flew from Surabaya to Manado via Jakarta lost his way and recorded fell in the waters of Majene, West Sulawesi. Of the 96 passengers and 6 crew members, no one survived. More worsen, not only adults who were on the victim list, but also the children including some infants who were only several months old when the accident occurs.

WHY must them ?
WHY must that plane ?
WHY the babies also became a victim ?
WHY WHY WHY and so on.

Rev. Nyoman Widiantara told a story of a husband and wife who are equally diligent in serving the Lord prior the marriage. Later after the marriage, the husband was cheating with another woman, and started to leave God. Rev. Nyoman, who is close to both of them, also asks the same thing to God ? WHY these things happened ?

Unfortunately, there are no answers that can answer at least one of those questions.

Maybe if we continue the questions, then at some point, the question like, "What's wrong with them ?" will arise.

Ok, stop on Adam Air and the marriage problem here…
Look again at the question, "What’s wrong with them ?"
We started using cause-effect relationship, didn’t we ?

"Three times I pleaded with the Lord to take it away from me. But he said to me, "My grace is sufficient for you, for my power is made perfect in weakness." Therefore I will boast all the more gladly about my weaknesses, so that Christ’s power may rest on me" (2 Corinthians 12:8-9)

Apostle Paul, a well-known apostle through his letters, also has thorn in his life. Although it is not clearly written in his letters, but in 2 Corinthians 12:7 says that there is a "thorn in the flesh". Also it is written in the verse above that Paul cries out to God to settle his problems. But God didn't answer his prayer in that way but through verses 7 and 9.

Yes, the "thorn" is still there in him therefore he will not boast on himself, and that the power of God will perfect his life.
What is it ? His every single works through the end of his life.
If Paul didn't has a "thorn", it possible he will conceit and all the works of God through him will be destroyed.

Friends, often we don't understand what the plan of God in our lives. The only thing we can do is to trust Him, as I wrote repeatedly in my other blogs, He already planned the best for us.

""For I know the plans I have for you," declares the LORD, "plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future" (Jeremiah 29:11)

A wonderful Cinderella story would not be a happy ending story if we stop reading at the time when her stepmother forbade her to go to the ball dance. Snow White story would be sad if we only look until the part when she falls asleep after eating a poisoned apple.

My friend, our life story is not over yet, even when we die might also not be the end of story yet. Believe me, our God is already planned our "Snow White" even before we were born. When we believe in God, we do not need to know about cause and effect. We just need to remember that we live only because of His grace and that’s all what we need.

"... My grace is all you need ..." (2 Corinthians 12:9) ~ New Living Translation


God bless you

Apr 21, 2012

Let's unite

English Version

Di tengah jaman yang menuntut kesibukan dan sebagian besar waktu kita ini, tidak sedikit orang yang akhirnya menggunakan fungsi reminder pada gadget mereka, atau paling tidak memakai agenda sebagai media pengingat. Kalau tidak, berbagai macam jadwal bisa membuat kita tidak ingat sedikitpun.

Hari-hari terakhir ini juga sangatlah padat buatku. Hal ini diperburuk dengan kemalasanku untuk membuat reminder. Sudah dapat ditebak, akhirnya beberapa hal terlupakan atau bahkan tergeser jadwalnya....termasuk untuk menulis posting baru bagi blog ini (sorry)

Well, bukannya memandang rendah, tetapi bisa ditebak bila kita sering melupakan hal-hal rutinitas kita, bagaimana dengan kerohanian kita ? Seringkali kita lupa untuk bersaat teduh, datang ke persekutuan, atau bahkan lupa akan iman kita dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itulah kenapa kita harus berada dalam suatu persekutuan dengan saudara-saudara seiman kita. Persekutuan adaah reminder kita, yang dapat mengingatkan kita bila kerohanian kita mulai mundur. Rekan-rekan persekutuan kita pula lah yang dapat mengingatkan kita bila kita mulai jarang bersekutu. Dan terlebih daripada itu, teman-teman persekutuan dapat memberikan solusi yang pasti atas segala masalah yang kita hadapi, melalui Yesus Kristus.

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat" (Ibrani 10:25)

"Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik" (1 Korintus 15:33)

Karena itu kawan, marilah kita tetap berada dalam persekutuan walaupun mungkin kita terkadang terlalu sibuk, ataupun merasa malas.


Tuhan memberkati.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Living in an era which is demanding most of our time doing this and that, not a few people finally end up for using the reminder function on their gadgets, or at least put the schedule on the agenda. If not, we often cannot remember various schedules that we already made.

Past couple of days has been very hectic for me. And it was actually worsened by my bad habit which is being lazy to write any reminder whether in gadget or agenda. It’s not surprising if I did forget some schedules, and there were couple of schedules that was ended up standoff from the original schedules... including to write a new post for this blog (sorry).

Well, I’m not looking down, but when we often forget about our routine stuffs most probably we do the same one with our spiritual life, don’t we? Often we forget to do a quiet time with God, come to fellowship or even forget about our faith in everyday life.

That’s why it is important for us to be in a good fellowship with our brothers and sisters in Christ. The fellowship is our reminder in our spiritual life which can remind us when we start “lost” in the middle our busy world. Our colleagues in fellowship are the one who able to remind us when we are sparsely join the fellowship. Moreover, they might provide a definite solution for all problems that confront us, of course through Jesus Christ.

"not giving up meeting together, as some are in the habit of doing, but encouraging one another—and all the more as you see the Day approaching" (Hebrews 10:25)

"Do not be misled: “Bad company corrupts good character" (1 Corinthians 15:33)

Therefore, let us remain in a fellowship even though sometimes we’re feeling too busy or lazy.


God bless.

Apr 16, 2012

Jesus Fans Club

English Version

Sebuah hal yang umum bila seseorang menjadi fans dari sebuah klub olahraga, terutama klub-klub yang terkenal dan hebat. Sebut saja Barcelona, Real Madrid, Manchester United, AC Milan di sepakbola. LA Lakers, Boston Celtics, ataupun Chicago Bulls di era Michael Jordan dulu untuk olahraga basket

Para fans biasanya mengerti setiap anggota tim tersebut, dan tahu bagaimana kekuatan maupun kelemahan dari timnya. Mereka sangat menjiwai tim mereka...bersorak kegirangan ketika timnya menang, sedih ketika kalah, bahkan marah ketika dicurangi.....walaupun mereka sama sekali tidak ikut bermain.

Saya sendiri merupakan fans berat dari sebuah klub sepakbola AC Milan (Itali). Saya mengenal betul bagaimana permainan dari klub itu, siapa saja pemain-pemainnya, bahkan saya selalu menyempatkan diri menyaksikan AC Milan bermain bila disiarkan di televisi. Tidak jarang ketika AC Milan akan bertanding, saya sudah bisa menebak kesebelas pemain yang akan diturunkan oleh pelatih, atau bahkan menebak pergantian pemain yang akan terjadi di tengah-tengah pertandingan.
(Wah...sudah siap jadi manajer AC Milan donk =p)

Terlebih daripada itu, seorang fans sebenarnya memiliki keyakinan yang sangat tinggi pada idolanya. Sebut saja pemain terbaik dunia saat ini Lionel Messi (Barcelona) ataupun Kobe Bryant (LA Lakers). Saya yakin hampir semua orang yang tahu permainan sepak bola maupun bola basket akan setuju untuk mengatakan bahwa mereka adalah pemain yang dapat diandalkan.

"Oh tenang, Messi bakal bikin musuh kewalahan"

Pernahkah kita berpikir, sangatlah lucu seseorang berkeyakinan bahwa orang itu hebat walaupun belum pernah bertanding langsung dengannya.
Sebagai contoh, saya ingin mengajukan pertanyaan bagi anda yang setuju bahwa Michael Jordan pernah menjadi pemain yang hebat, dan belum pernah bermain bersama dengan dia. Apa alasan anda mengatakan bahwa dia hebat ? Well, tentu saja catatan tertulis maupun melihat di layar televisi bukan ?

Bagaimana dengan diri kita, yang mengatakan bahwa kita adalah pengikut Kristus ? Sudahkah kita menjadi fans yang baik ?
Jangan-jangan kita tidak tahu apa yang Dia sukai atau tidak.
Kita ragu akan kehebatanNya.
Kita tidak percaya akan kemampuanNya.
Kita lupa akan janji-janjiNya.
Kita tidak merasakan apa-apa saat Dia mati bagi kita, dan bahkan bangkit dan menang.

Dan seringkali ketika kita memiliki masalah, kita tidak bisa mengatakan seperti apa yang sudah saya tulis diatas

"Oh tenang, Yesus bakal membereskan semuanya itu"

Padahal Messi tidak pernah berjanji akan selalu membawa timnya untuk menang. Ia juga tidak dapat membuat dirinya untuk selalu menunjukkan permainan terbaik. Terlebih lagi, Messi tidak mengenal siapa saja fans nya.

Tetapi Yesus, Ia yang sudah berjanji bahwa Ia memberikan yang terbaik buat kita.

"Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5b)


"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11)

Dan janji Yesus bukanlah janji kosong, karena Dia tahu betul siapa saja "fans" Nya.

"Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku" (Yohanes 10:11)

Dengan semua janji-janjiNya yang sudah tertulis dalam Alkitab, marilah kita tanpa ragu untuk benar-benar percaya dan mengandalkan Dia dalam hidup kita.

"...Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" (Yohanes 20:29b)

Jadi...bergabunglah menjadi fans Yesus dan benar-benar kenalilah Dia dalam hidupmu.

Tuhan Yesus memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

It is a common thing when a person becomes a fan of a sports club, especially the famous and great clubs. We can named several famous clubs such as Barcelona, Real Madrid, Manchester United, AC Milan at the football. LA Lakers, Boston Celtics, Chicago Bulls during Michael Jordan era used for the sport of basketball.

The fans usually know every member of the team, and the strengths and weaknesses of his favorite team
They are very sentient to their team...cheer joyfully when his team wins, sad when the team loses, even angry when the team is cheated over.....even though it just a game, and the fans neither play in the team nor get something if the team is win.

Personally, I am a big fan of a football club AC Milan (Italy). I know very well both on how the club is doing in each match and the players one by one. In fact, I never missed to watch AC Milan matches when it is aired on television. It is not rare when AC Milan will play, I've been able to guess the starting players who will be deployed by the coach, or even guess a substitution that will occur in the middle of the game.
(Well ... I believe I am ready to become manager of AC Milan =p)

Moreover, a fan actually has a very high confidence in his idol. Call it the world's best current player Lionel Messi (Barcelona) or Kobe Bryant (LA Lakers). I believe most of the people who've been following the soccer and basketball match would agree that those names are one of the best in their field.

"Oh don’t worry Messi will make the enemy be overstretched"

Do we ever think, it is very funny for a people to believe their idol is great although they never compete directly with their idol.
For example, I want to ask a question for those of you who are agree that Michael Jordan was once a great player, and had never played together with him. What are your reasons for saying that he was great ? Well, of course, based on the fact which written in printed or online media and from the TV, am I correct?

What about us who say that we are followers of Christ ? Have we become a good fan of Him ?
Perhaps we don’t even know what he likes and dislikes.
We doubt His greatness and ability.
We forget His promises.
We do not feel anything when He died for us, and when He resurrected from the death and win.

And it is often when we have problems, we cannot say as what I wrote above

"Oh take it easy don’t worry, He's going to help us go through it all"

Whereas Messi has never promised us to always win. He doesn’t even promise to always show his best in each game. And the most important thing, Messi doesn’t know who his fans.

Jesus is the one who has promised that He will always give the best for us.

"because God has said, "Never will I leave you; never will I forsake you"" (Hebrews 13:5b)

"For I know the plans I have for you," declares the LORD, "plans to prosper you and not to harm you, plans to give you hope and a future" (Jeremiah 29:11)

And what Jesus has promised us is not an empty promise, because he knows one by one His “fans” is.

"I am the good shepherd, and I know my sheep and my sheep know me" (John 10:11)

With all the promises that has been written in the Bible, let us trust HIM with no doubt and rely on HIM in our life.

"blessed are those who have not seen and yet have believed" (John 20:29b)

So ... let us become fans of Jesus and get to know Him really well in your life.

God bless you

Apr 13, 2012

Loving the aliens

English Version

Kamis, 12 April 2012 malam, saya merasa tidak sehat. Kondisi flu berat ditambah kondisi demam membuat saya tidak dapat tidur. Merasa tidak nyaman, seperti biasa saya menyalakan televisi hanya untuk membuat suasana kamar saya ramai dan berharap semoga saya bisa tertidur.

Saat itu, tanpa sengaja saya ganti channel ke siaran RCTI, yang menayangkan sebuah film "Simfoni Luar Biasa" (dalam bahasa Inggris "A Special Symphony"). OK, saya tidak bermaksud melakukan promosi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan film ini, baik aktor/aktris, produser, dll. Pencantuman gambar film itu hanya sebagai acuan untuk menunjukkan film yang saya lihat.

Dalam film itu, dikisahkan bagaimana Jayden (diperankan oleh Christian Bautista), yang datang ke Jakarta dan mengajar di sebuah sekolah luar biasa. Beberapa konflik dihadapinya, dan singkat cerita, ia memperjuangkan agar murid-muridnya dapat mengikuti sebuah turnamen paduan suara tingkat nasional.

Lalu, apa yang mau saya ceritakan dalam blog ini ?

Well, sedikit banyak saya bisa merasakan apa yang Jayden rasakan dalam film itu. Saya juga pernah merantau ke Filipin dan bekerja disana. Perasaan sendiri, perasaan sebagai alien yang berbeda dengan orang-orang sekitar, perasaan ditolak ketika terjadi konflik. Tetapi dalam film itu diceritakan, bagaimana Jayden memiliki kasih terhadap anak-anak cacat di sekolah itu, percaya kepada mereka dan tetap melakukan yang terbaik. Anak-anak dari negara lain, yang tidak mengenal dirinya, tidak mengerti bahasanya, dan terlebih lagi (maaf) cacat.

OK, mungkin kita akan mengatakan bahwa itu hanyalah sebuah film, skenario dan tuntutan seorang sutradara. Mari kita coba anggap hal itu sebagai sebuah kenyataan. Toh itu tindakan yang normal, yang sangat normal terjadi, yang dapat kita semua lakukan (bukan seperti Dragon Ball yang mengeluarkan bola api, terbang, apalagi berubah menjadi monyet -_-")

Bagaimana dengan kita ?

Coba mari kita buka mata dan lihat sekeliling. Di ujung jalan, di daerah kumuh, di dekat tumpukan sampah sebuah restoran.
Berapa banyak saudara-saudara kita yang ada disana ?
Saya tidak menyuruh kita memberi sesuatu (uang, pakaian, dll) kepada mereka. Itu terserah hati kita masing-masing. Tetapi yang saya ingin ajak kita untuk berpikir, adalah ketika kita melihat mereka, coba tutup mata kita dan bayangkan kita ada di dekat mereka.

Apa yang kita rasakan ? (Maaf) jijik ? merasa lebih bersih ?

"Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39)

"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu kemana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya" (1 Yohanes 2:10-11)

"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yohanes 13:34)

"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yohanes 15:12)

"Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain" (Yohanes 15:17)

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius 25:40)

Sama seperti ketika Yesus menantang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dalam Yohanes 8:1-11, bahwa diri kita bukanlah manusia yang tanpa cela. Mungkin kita tidak sekotor mereka, mungkin kita tidak sampai kelaparan dan tanpa tempat tinggal seperti mereka (Oops, sudahkah kita bersyukur akan hal itu ?) Tapi kita pun juga "kotor" dalam hal yang lain. Mulut kita, perilaku kita, pikiran kita. Siapakah kita, sehingga mau menghakimi mereka dan memilih kepada siapa kasih kita akan diberikan ?

Pertanyaan paling sederhana, apakah kita masih mengaku bahwa kita pengikut Kristus ?

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15)

"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku" (Yohanes 14:21)

"Jawab Yesus: Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku" (Yohanes 14:23)


Tuhan Yesus memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Thursday, April 12, 2012 evening, I was not feeling well. Having cold plus the fever made me unable to sleep. With uncomfortable feeling because of the cold and fever, I turned on the TV just to make my room’s atmosphere more lively and hopefully I can fall asleep.

At that time, I accidentally changed the channel to broadcast RCTI, which broadcast a film called "A Special Symphony". OK, before we continue, I want to say that I do not mean to do any promotions on everything related to this film, good actors / actresses, producers, etc. The attached picture of the film is used only as a reference to show what the meaning that I got when watching it.

The film tells us on how Jayden (played by Christian Bautista), who came to Jakarta and taught at an extraordinary school for disabilities. There are several conflicts which he must face, and short stories, he is fighting for his students so that they can appear in a national choir tournament.

So, what I want to tell in this blog ?

Well, I’m about to feel what Jayden feel in the movie. I once have been wander to the Philippines and worked there for a while. Feeling lonely and alone, feelings of being different and become an “alien” around the native surroundings, and feeling rejected when conflicts occur. The film tells us on how Jayden not only has loves to share with the children with disabilities in the school, but also believe in them and do his best. He loves the children from other countries, who neither know him nor speak his language, and even more who(sorry) are handicaps.

OK, maybe we would say that it is just a film, screenwriter and a director's demands. Let us try to think of it as a reality. After all, it's a normal action, which is normally occurs and we all can do it (not like Dragon Ball that releases a fireball, fly, and in extreme case, transform into a monkey -_-")

What about us ?

Let's try to open our eyes and look around. How many brothers and sisters who were in the corner of the roads, in the slum areas, and near a restaurant’s garbage container ?

I’m not trying to tell you for giving them something (money, clothes, etc.) That's up to your willingness. Through this blog, I invite us to think, try to close our eyes for seconds and imagine we are close and see them.

What do you feel ? (Sorry) Do you feel they are disgusting ? Do you feel cleaner ?

"And the second is like it: 'Love your neighbor as yourself.'" (Matthew 22:39)

"Anyone who loves their brother and sister lives in the light, and there is nothing in them to make them stumble. But anyone who hates a brother or sister is in the darkness and walks around in the darkness. They do not know where they are going, because the darkness has blinded them" (1 John 2:10-11)

"A new command I give you: Love one another. As I have loved you, so you must love one another" (John 13:34)

"My command is this: Love each other as I have loved you" (John 15:12)

"This is my command: Love each other" (John 15:17) 

"The King will reply, 'Truly I tell you, whatever you did for one of the least of these brothers and sisters of mine, you did for me.'" (Matthew 25:40)

Just like when Jesus challenged the teachers of law and Pharisees in John 8:1-11, we are not human beings who are flawless. Maybe we are not dirty as they are, not starving and have a roof to live under. (Oops, have we been grateful for that ?) Still, we have our own "dirtiness" which can be seen from our words, behavior, and thoughts. Who are us to judge them ? Who are us to choose and being picky to whom our love may be given ?

The simplest question, do we still claim that we are followers of Christ ?

"If you love me, keep my commands" (John 14:15)

"Whoever has my commands and keeps them is the one who loves me. The one who loves me will be loved by my Father, and I too will love them and show myself to them" (John 14:21)

"Jesus replied, "Anyone who loves me will obey my teaching. My Father will love them, and we will come to them and make our home with them"" (John 14:23)

God bless you

Apr 10, 2012

Thomas, the misjudged apostle

English Version

Referensi: Thomas

Ditulis ulang dari sumber:
-Pdt. Pieter Alfons Sakul (GKA Agape Surabaya), 8 April 2012

Berbicara mengenai ke-12 murid Tuhan Yesus, saya ingin mengangkat topik tentang salah satu murid yang bernama Tomas alias Didimus. Saya yakin tidak banyak yang kita ketahui tentang Tomas ini. Pada umumnya orang hanya akan menaruh anggapan buruk kepada dia, sebagai seseorang yang ragu, tidak beriman, dst.

Tetapi pernahkah kita mengetahui bahwa sebenarnya Tomas adalah seseorang yang sangat pemberani, yang mungkin sama seperti Petrus ?

Tidak percaya ?

"Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia"" (Yohanes 11:16)

Dalam Yohanes pasal 10, diceritakan bahwa ketika Yesus berada di Yerusalem, Ia sedang berdebat dengan para orang Yahudi, dan pada akhirnya orang-orang tersebut ingin melempari Dia dengan batu.

Lalu dalam Yohanes pasal 11, diceritakan bagaimana Lazarus, saudara Maria dan Marta, yang merupakan sahabat Tuhan Yesus terkena sakit hingga meninggal. Lalu Yesus ingin kembali ke tanah Yudea (kota Betania), untuk membangkitkan Lazarus kembali.  Dalam percakapan itu, murid-muridNya mencoba menghalangi niat Yesus karena di Yudea, orang-orang sangat membenci Yesus dan ingin membunuhNya. Disaat murid-murid yang lain berusaha menghalangi Yesus, Tomas berani tampil beda. Di pasal 11 ayat 16 ia malah menyemangati teman-temannya untuk berangkat, bahkan untuk mati bersama-sama dengan Yesus.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana Tomas yang aslinya (ketika tanpa Yesus) adalah seorang yang percaya kepada logikanya, dapat diubahkan oleh Yesus. Ia menjadi seorang yang berani maju bersama Tuhan, walaupun pada saat itu Yesus belum menunjukkan kuasaNya.

Banyak catatan yang mengatakan bahwa Tomas bahkan pergi mengabarkan Injil hingga keluar kerajaan Romawi. Diyakini juga bahwa ia bahkan mencapai daratan Tiongkok dan bahkan India.
Tomas sendiri akhirnya meninggal karena ditusuk oleh tombak atas perintah Raja Misdaeus (Vasudevasaya) di Chennai (India) pada 3 Juli 72.

Melihat kehidupan seorang yang bernama Tomas ini, saya harap kita dapat belajar bagaimana kita memandang orang lain. Seringkali kita hanya mencatat/mengingat keburukan seseorang, dan menjadikan itu sebagai harga mati baginya. Tetapi kita lupa, bahwa sebagai pengikut Kristus, bukanlah tugas kita untuk menghakimi sesama kita, melainkan untuk tetap mengasihinya karena jika kita percaya kepada Yesus, maka kita tahu bahwa sesama kita adalah juga ciptaan yang sangat dikasihiNya, dan Dia mampu menjadikannya indah.

"Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya. Hanya ada satu Pembuat hukum dan Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan. Tetapi siapakah engkau, sehingga engkau mau menghakimi sesamamu manusia ?" (Yakobus 4:11-12)

"Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni" (Lukas 6:37)

"...Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu" (Lukas 6:38b)


Tuhan Yesus memberkati


-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Reference: Thomas


Rewritten based on:
 - Rev. Pieter Sakul Alfons (GKA Agape Surabaya), 8th April, 2012

When we are talking about Jesus' 12 disciples, I want raise the topic of one disciple named Thomas who is also known as Didymus. I’m sure what we know about Thomas is not so vast. In general, people will just put a bad assumption in him, as someone who doubt, not believer, and so on.

But have we ever actually knows that Thomas is a very courageous person like Peter ?

Don’t believe me ?

"Then Thomas (also known as Didymus) said to the rest of the disciples, "Let us also go, that we may die with him"" (John 11:16)

In John chapter 10, we are told that when Jesus was in Jerusalem, He was arguing with the Jews, and in the end those people want to pelt Him with stones.

Then book of John chapter 11 states that Lazarus, who is a brother of Maria and Martha and a friend of Jesus, is sick to death. Jesus wants to return to the land of Judea (the city of Bethany), to raise Lazarus up from the death. In the discussion with His disciples, they try to dissuade Jesus to return to Judea because people in Judea hate Jesus and want to kill Him. While the other disciples are trying to dissuade Jesus, Thomas is the one who dare to be different. In book of John chapter 11:16, Thomas even encourages his fellow disciples for leaving to Judea, and if needed die with Jesus.

From this account, we can see the originality from Thomas (when without Jesus), who is a logic thinker and believe in that, can be transformed by Jesus. He become a brave and bold person who willing to move forward with Jesus, though at the time Jesus haven’t shown His power.

Many notes state that Thomas even stepped out to preach the gospel to the Roman empires. It is believed that Thomas even reached the mainland of China and India. Thomas himself died from being stabbed by a spear on the orders of King Misdaeus (Vasudevasaya) in Chennai (India) on July 3, 72.

When we are looking back to the life of a man named Thomas, I hope we can learn how we perceive others. We tend to remember only the dire behaviors of people and setting up our perception of them only from those awful ones. But we forget that as Jesus’ followers, it is not our job to judge our neighbors. If we believe in Jesus, our job is to love our neighbors no matter how their behaviors are. We know that our neighbors are also beloved creation of His and He is able to make every inadequacy beautiful.

"Brothers and sisters, do not slander one another. Anyone who speaks against a brother or sister or judges them speaks against the law and judges it. When you judge the law, you are not keeping it, but sitting in judgment on it. There is only one Lawgiver and Judge, the one who is able to save and destroy. But you—who are you to judge your neighbor ?" (James 4:11-12)

"Do not judge, and you will not be judged. Do not condemn, and you will not be condemned. Forgive, and you will be forgiven" (Luke 6:37)

"...For with the measure you use, it will be measured to you" (Luke 6:38)


God bless

Apr 8, 2012

It's there...NOT

English Version

Banyak orang yang mengatakan bahwa dunia pemasaran penuh dengan tipuan dan janji palsu. Banyak pelaku pemasaran yang sering mengumbar janji-janji palsu, atau bahkan melebih-lebihkan sesuatu hanya dengan tujuan agar produknya terjual. Mereka seakan tidak peduli dengan kekecewaan yang disebabkan oleh kebohongan mereka.

Berbeda dengan Tuhan Yesus. Sebagai "Tenaga Pemasaran" Kerajaan Sorga, Yesus tidak memberikan janji palsu akan keselamatan yang Dia janjikan.
Kubur kosong membuktikan bahwa Yesus benar-benar membuktikan bahwa maut bukanlah lawanNya.

Untuk membuat blog ini lebih menarik, saya akan memberikan pertanyaan yang cukup kritis:
"Benarkah Yesus bangkit ?"
"Apakah Yesus benar-benar meninggal (dan kemudian bangkit) ?"

Mari kita lihat beberapa poin berikut:
* Yesus mati dalam keadaan tersalib (Matius 27:32-56 ; Markus 15:20b-41 ; Lukas 23:33-49; Yohanes 19:16b-30)
* Kesaksian dari kepala prajurit (Matius 27:54 ; Markus15:39 ; Lukas 23:47)
* Lambung Yesus telah ditusuk (Yohanes19:34)
* Yesus dikuburkan oleh seseorang yang bernama Yusuf dari Arimatea (Matius 27:57-60 ; Markus 15:42-47 ; Lukas 23:50-56a ; Yohanes 19:38-42)
* Kubur Yesus dijaga oleh para prajurit
* Kubur Yesus kosong ketika Maria Magdalena pergi menengok...maksudnya bukan menemukan mayat Yesus, melainkan malaikat yang menunggu mereka
* Penampakan Yesus kepada murid-muridNya (Markus 16:9-20 ; Lukas 24:13-50 ; Yohanes 20:11-21:14)
* Peristiwa kenaikan Yesus ke sorga yang disaksikan oleh beberapa pasang mata (Markus 16:19 ; Lukas 24:50-53)

Kurang cukup ? OK, saya akan tambahkan satu pertanyaan lagi:
"Apakah benar orang itu Yesus ? Siapa tahu itu bukan Yesus, tetapi orang lain yang disalibkan"

Ada satu kejadian yang menarik pada waktu Yesus ditangkap di Taman Getsemani.
Simon Petrus memotong telinga kanan dari salah seorang hamba imam besar yang bernama Malkhus dan Yesus menyembuhkannya.

Dari keempat kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes)
***Nama Simon Petrus hanya tercatat di dalam kitab Yohanes (Yohanes 18:10, Yohanes 18:26)
***Nama Malkhus hanya tercatat di dalam kitab Yohanes (Yohanes 18:10)
***Peristiwa Yesus menyembuhkan hanya tercatat dalam kitab Lukas (Lukas 22:51)

Ijinkan Mr.Ndutzz untuk bertanya balik. Kalau orang yang ditangkap itu bukanlah Yesus, apakah dia sanggup menyembuhkan telinga yang telah putus secara instan ?

Menyederhanakan diskusi ini, OK mari kita katakan bahwa itu Yesus.
Dan kalau memang itu Yesus, saya rasa, dengan jumlah orang dalam rombongan yang menangkap Yesus (apalagi ditambah dengan rasa benci yang sangat mendalam), tidak mungkin mereka tidak menjaga Yesus (yang sudah terikat sana-sini layaknya tahanan) dengan seksama.
Well, kesempatan untuk membunuh Yesus sudah ditangan. Tidak mungkin lah kalau sampai lengah dan diberi peluang untuk kabur.

Kawan...peristiwa kematian hingga kebangkitan Yesus adalah nyata, dan semua itu untuk membuktikan bahwa iman dan kepercayaan kita yang kita taruh kepadaNya tidaklah sia-sia.
Dia telah mengatasi maut, yang berarti bahwa Dia telah mengalahkan dosa yang telah menjurangi kita dengan keselamatan dan hidup kekal.

"Sebab upah dosa ialah maut..." (Roma 6:23)
 
"Kata Yesus kepadanya: : "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku"" (Yohanes 14:6)


S'bab Dia Hidup ~ Bill Gaither
Anak Allah, Yesus namaNya
Menyembuhkan, menyucikan
Bahkan mati, tebus dosaku
Kubur kosong, membuktikan Dia hidup
S'bab Dia hidup, ada hari esok
S'bab Dia hidup, ku tak gentar
Kar'na ku tahu Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti s'bab Dia hidup


Selamat Hari Paskah
Tuhan Memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Some people say that marketing world is full of deception and false-promises. There are so many marketing doers who frequently indulge in false-promises, deception, and exaggerating things in order to sell out their products. They seemed not too care about the disappointment caused by their doings.

These secular habits are contrary in Jesus Christ. As the Kingdom of Heaven’s “Marketing Strategy”, Jesus Christ is not give false-promises of salvation which He promised us. Empty tomb confirms that death is not the opponent for Jesus.

To make this blog more interesting, I will give some fairly critical questions:
"Did Jesus Christ actually rise ?"
"Did Jesus really die (and rose) or not ?"

Let us see some points as follow:
*Jesus died by crucifying Himself at the cross. (Mat 27:32-56, Mark 15:20b-41, Luke 23:33-49, John 19:16b-30)
*The testimony of the soldier’s head (Mat 27:54, Mark 15:39, Luke 23:47)
*Jesus’ side was pierced (John 19:34)
*Jesus was buried by a man named Joseph of Arimathea (Mat 27:57-60, Mark 15:24-47, Luke 23:50-56a, John 19:38-42)
*Jesus’ tomb was guarded by soldiers
*Jesus’ tomb was empty when Mary Magdalene went to see … not the body of Jesus, but the angel
*The appearance of Jesus to His disciples (Mark 16:9029, Luke 24:13-50, John 20:11 to 21:14)
*The events of Jesus’ ascension to heaven was witnessed by several pairs of eyes (Mark 16:19, Luke 24:50-53)

Is it still not enough? Okay, I’ll add one more question:
"Is it true that the man Jesus ? Who know it wasn’t Jesus, but someone else who was crucified."

There is one interesting incident when Jesus was arrested in the Garden of Gethsemane. Simon Peter cut off the right ear of one of the servants of the high priest named Malchus, and He healed him.

Of the four Gospels (Matthew, Marks, Luke, John)
*** The name of Simon Peter is only recorded in the book of John (John 18:10, John 18:26)
*** The name Malchus only recorded in the book of John (John 18:10)
Jesus healed only *** The event is recorded in the book of Luke (Luke 22:51)

Allow Mr. Ndutzz to ask back, if the person who arrested was not Jesus Christ, is it possible for Him to be able healing the ear that had been cut in an instant?

To simplify this discussion, Okay let’s say He was Jesus. And if that was Jesus, I think, with the number of people in the party who arrested Jesus (especially double with a deep hatred feelings), they are unlikely didn’t keep an eye of Jesus (who is already bound here and there like a prisoner) carefully. Well, the opportunity to kill Jesus was already in their hands. There’s no way they let down their guard and gave the opportunity to escape.

Friends… a death until the resurrection of Jesus is real, and all of it is to prove that our faith and trust which we put to him was not in vain. He has overcome death, which means that He has conquered sin that has been gap us between salvation and eternal life.

"For the wages of sin is death, but the gift of God is eternal life in Christ Jesus our Lord" (Romans 6:23)

"Jesus answered, “I am the way and the truth and the life. No one comes to the Father except through me" (John 14:6)


Because He Lives ~ Bill Gaither
God sent His son, they called Him, Jesus
He came to love, heal and forgive
He lived and died to buy my pardon
An empty grave is there to prove my Savior lives!
Because He lives, I can face tomorrow,
Because He lives, all fear is gone
Because I know He holds the future
And life is worth the living,
Just because He lives!


Happy Easter!
God Bless

Apr 6, 2012

Special Item: Salvation For Free!!!

English Version

Penjualan obral merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh para penggila belanja. Bisa dibayangkan ketika sebuah toko yang memasang tanda obral dengan persentase yang begitu besar, pasti akan diserbu dan barang-barangnya habis dalam seketika. Apalagi kalau barangnya merupakan barang yang masih bagus dan berkualitas.

Memang seringkali toko-toko menggunakan cara obral untuk menghabiskan sisa stok mereka. Baik stok yang rusak (tetapi tetap layak pakai), maupun stok lama yang sudah ketinggalan mode.
Setail tiga uang dengan keinginan para pembeli, mereka seakan tidak terlalu memikirkan tentang mode. Asalkan barang tersebut masih bagus, mereka tetap akan membelinya.

Sangat ironis bila kita bandingkan dengan keselamatan yang Yesus berikan. Kalau secara gamblang saya boleh menulis, keselamatan itu benar-benar diobral Yesus. Harganya gratis. Diskon 100%!!!

"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar..." (1 Korintus 6:20)

"Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar..." (1 Korintus 7:23)

Tetapi apa yang kita lihat di "toko Yesus" ? Berapa orang yang berbondong-bondong, dengan penuh antusias untuk mendapatkan keselamatan itu ? Padahal keselamatan bukanlah barang yang cacat. Bukanlah barang yang ketinggalan mode. Bukanlah barang yang tidak ada gunanya. Saya rasa kita semua pasti menyetujui pendapat saya. Keselamatan tetaplah barang yang tak ternilai dari dulu, sekarang, bahkan sampai selamanya. Terlebih daripada itu, keselamatan merupakan benda yang langka, walaupun gratis, karena tidak bisa dengan mudah ditemukan pada siapa saja.

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah Para Rasul 4:12)

Karena itu, menyambut Jumat Agung di tahun 2012 ini, mari kita sama-sama kembali, mengingat betapa baiknya Tuhan kita itu, karena Ia telah mengaruniakan sesuatu yang begitu indah, begitu mulia, dengan cara yang mudah, tetapi bukan sesuatu yang murahan.

Selamat Hari Jumat Agung.
Tuhan memberkati.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

A clearance sale or year-end annual sale is the most waited moment for the shoppers. You can imagine if there is a store that put up big sale signs with (e.g) 75% off markdowns, surely the store will be crowded by people in an instant. Moreover, the goods which put on sale are usually still in good quality, making the shoppers more eagerly to do their shopping on clearance sale season. 

Indeed, it is the store’s way to get rid of their old inventories. Some of the goods might slightly damage, but still feasible, and the rest might be a little bit out of season. But the shoppers seem do not care about that, as long the price is put on big sale, they will buy it.

It is so ironic when we compare to the salvation that Jesus gives us. If I want to say, the redemption is actually put on sale by Jesus. The price is free or, in another word, 100 % discount!
 
You were bought at a price..." (1 Corinthians 6:20) 

You were bought at a price..." (1 Corinthians 7:23)

But what we get to see in the “Store of Jesus” ? How many people are queuing with enthusiasm to obtain the salvation ? Considering the salvation itself is neither defective nor out of style good. It is also not a useless stuff. I think we are all would agree with me, salvation remains a priceless item from the past, present, and even forever. More than that, salvation is a "scarce" good, even though it is free, because it cannot be easily found by anyone.

"Salvation is found in no one else, for there is no other name under heaven given to mankind by which we must be saved" (Acts 4:12)

Therefore, let us welcome the 2012's Good Friday with once again reexamining how good our Lord is, because He gave us something so beautiful, noble and easy, but in the same time, something that is not cheap.

Happy Good Friday. 
Jesus bless you.

Apr 3, 2012

I will, but after you

English Version

Jatuh cinta...sering membuat kita menjadi murah hati. Rela melakukan/memberi hampir apa saja, demi orang yang kita cintai, bahkan kalau perlu sampai berhutang demi membelikan sesuatu untuk menyenangkan hatinya.

Itulah gambaran bagaimana ketika seseorang sedang jatuh cinta pada orang lain pada umumnya. Lalu bagaimana dengan kita, terhadap Tuhan kita ? Padahal hampir tiap minggu kita mengatakan cinta pada Tuhan.

Radio Spirit TOC (107.7 FM Surabaya) pernah mengadakan survey melalui salah satu segmen acaranya. "Bayangkan anda dalam sebuah kebaktian dan hanya mempunyai selembar uang dalam dompet. Padahal setelah ini anda akan menemui seseorang dan menentukan tempatnya melalui telepon, sedangkan anda tidak memiliki pulsa. Apakah anda akan memberikan uang itu sebagai persembahan atau tidak ?"

Saya terkejut ketika ada yang menjawab "Saya akan memakai uangnya untuk beli pulsa. Persembahan kan bisa minggu depan". Tidak ada yang salah sih sebenarnya, tapi cukup mengejutkan dan membuat saya serasa WOW.

Ev. Sigit Purbandoro ketika berkotbah di GKA Agape (25 Maret 2012) mengatakan, tidak jarang orang malah berbisnis dengan Tuhannya. Kalau Tuhan memberkati banyak, maka kita akan memberi banyak persembahan. Begitu pula sebaliknya.

Persembahan adalah salah satu bukti kasih kita pada Tuhan. Terlebih daripada itu, adalah bukti iman kita. Tuhan telah berkata siapa yang memberi tidak akan pernah kekurangan.

"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki" (Amsal 28:27)

Tapi toh kita tetap saja sering berpikir "Kalau aku memberikan banyak, nanti kan uangku habis". Kerelaan kita tidak menyertai perkataan kita yang sering keluar melalui puji2an dengan lirik "aku percaya", "aku mengasihi", dan sebagainya.

Walaupun seandainya saya mau meladeni pemikiran kita sekalian tentang persembahan ala bisnis itu (walaupun sekali lagi saya ingatkan bahwa persembahan BUKANLAH media bisnis dengan Tuhan), Tuhan malah sudah melakukan bagianNya terlebih dahulu. Mati diatas kayu salib. Bisa bayangkan harganya ? Berapa harga yang pantas menurut kita, untuk menilai kematianNya ?

Mari kita bersama-sama merubah pandangan kita, cara berpikir kita. Persembahan bukanlah cara kita membayar Tuhan. Melainkan bukti kasih kita. Toh Tuhan ga butuh uang kita sebenarnya. Tetapi dia ingin melihat bukti kasih kita kepadaNya.

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Roma 12:1)

Para orang tua pun tidak membutuhkan tulisan "Pa, ma, aku mencintaimu", tetapi arti dari tulisan itulah yang membuat kalian senang bukan ?

Tuhan memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Falling in love…often make us to be more generous. We are more willing to do or give almost everything, for the sake of our loved ones. Even if we have to be in debt for pleasing him/her by buying the gifts, we will still doing it.

That illustration can tell us how people, in general, will act when they are falling in love. So…how about our action toward God ? We say we love God every week, then what else we do ?
TOC Spirit Radio (107.7 FM Surabaya) had conducted a survey through one segment of the show. "Imagine you are in a worship service and only have very little money in the wallet. And after this, you will meet someone and determine the place over the phone, while you do not have a credit in your phone. Are you going to give the money as offerings or buy credits for your phone ?"

I was surprised when someone answers "I would use the money to buy credits. Offerings can be done next week". Nothing is actually wrong, but it is quite surprising and makes me feel like WOW.

Ev. Sigit Purbandoro when preaching at GKA Agape Surabaya (March 25, 2012) said that, it is not uncommon for people to actually do business with the Lord. If God give us many blessings, then we will give a lot of offerings in return. And vice versa.

Offerings is one proof of our love for God. Moreover than that, it is evidence of our faith. The Lord has said anyone who gives will never lack.

"Those who give to the poor will lack nothing, but those who close their eyes to them receive many curses" (Proverbs 28:27)
 

Yet, we often think, "If I give a lot then my money will run out". There are a lot of songs that we often to sing which contain the words like “I Believe”, “I Love”, etc. Unfortunately, we don’t act and live accordingly to the song that we sing.

If I want to agree on that "common" thinking about business-style offerings (although once again I remind you that offerings or anything cannot be a business media to God), God has done His part long time ago with died on the cross. Can you imagine the price is? What is the price that we think is appropriate enough to assess His death?

Let us together change our view, the way we think. Offerings are not the way we pay our God, but the evidence of our love. After all, God doesn’t really need the money, but He wants to see evidence of our love for Him from our actions.