Apr 3, 2012

I will, but after you

English Version

Jatuh cinta...sering membuat kita menjadi murah hati. Rela melakukan/memberi hampir apa saja, demi orang yang kita cintai, bahkan kalau perlu sampai berhutang demi membelikan sesuatu untuk menyenangkan hatinya.

Itulah gambaran bagaimana ketika seseorang sedang jatuh cinta pada orang lain pada umumnya. Lalu bagaimana dengan kita, terhadap Tuhan kita ? Padahal hampir tiap minggu kita mengatakan cinta pada Tuhan.

Radio Spirit TOC (107.7 FM Surabaya) pernah mengadakan survey melalui salah satu segmen acaranya. "Bayangkan anda dalam sebuah kebaktian dan hanya mempunyai selembar uang dalam dompet. Padahal setelah ini anda akan menemui seseorang dan menentukan tempatnya melalui telepon, sedangkan anda tidak memiliki pulsa. Apakah anda akan memberikan uang itu sebagai persembahan atau tidak ?"

Saya terkejut ketika ada yang menjawab "Saya akan memakai uangnya untuk beli pulsa. Persembahan kan bisa minggu depan". Tidak ada yang salah sih sebenarnya, tapi cukup mengejutkan dan membuat saya serasa WOW.

Ev. Sigit Purbandoro ketika berkotbah di GKA Agape (25 Maret 2012) mengatakan, tidak jarang orang malah berbisnis dengan Tuhannya. Kalau Tuhan memberkati banyak, maka kita akan memberi banyak persembahan. Begitu pula sebaliknya.

Persembahan adalah salah satu bukti kasih kita pada Tuhan. Terlebih daripada itu, adalah bukti iman kita. Tuhan telah berkata siapa yang memberi tidak akan pernah kekurangan.

"Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki" (Amsal 28:27)

Tapi toh kita tetap saja sering berpikir "Kalau aku memberikan banyak, nanti kan uangku habis". Kerelaan kita tidak menyertai perkataan kita yang sering keluar melalui puji2an dengan lirik "aku percaya", "aku mengasihi", dan sebagainya.

Walaupun seandainya saya mau meladeni pemikiran kita sekalian tentang persembahan ala bisnis itu (walaupun sekali lagi saya ingatkan bahwa persembahan BUKANLAH media bisnis dengan Tuhan), Tuhan malah sudah melakukan bagianNya terlebih dahulu. Mati diatas kayu salib. Bisa bayangkan harganya ? Berapa harga yang pantas menurut kita, untuk menilai kematianNya ?

Mari kita bersama-sama merubah pandangan kita, cara berpikir kita. Persembahan bukanlah cara kita membayar Tuhan. Melainkan bukti kasih kita. Toh Tuhan ga butuh uang kita sebenarnya. Tetapi dia ingin melihat bukti kasih kita kepadaNya.

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Roma 12:1)

Para orang tua pun tidak membutuhkan tulisan "Pa, ma, aku mencintaimu", tetapi arti dari tulisan itulah yang membuat kalian senang bukan ?

Tuhan memberkati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Falling in love…often make us to be more generous. We are more willing to do or give almost everything, for the sake of our loved ones. Even if we have to be in debt for pleasing him/her by buying the gifts, we will still doing it.

That illustration can tell us how people, in general, will act when they are falling in love. So…how about our action toward God ? We say we love God every week, then what else we do ?
TOC Spirit Radio (107.7 FM Surabaya) had conducted a survey through one segment of the show. "Imagine you are in a worship service and only have very little money in the wallet. And after this, you will meet someone and determine the place over the phone, while you do not have a credit in your phone. Are you going to give the money as offerings or buy credits for your phone ?"

I was surprised when someone answers "I would use the money to buy credits. Offerings can be done next week". Nothing is actually wrong, but it is quite surprising and makes me feel like WOW.

Ev. Sigit Purbandoro when preaching at GKA Agape Surabaya (March 25, 2012) said that, it is not uncommon for people to actually do business with the Lord. If God give us many blessings, then we will give a lot of offerings in return. And vice versa.

Offerings is one proof of our love for God. Moreover than that, it is evidence of our faith. The Lord has said anyone who gives will never lack.

"Those who give to the poor will lack nothing, but those who close their eyes to them receive many curses" (Proverbs 28:27)
 

Yet, we often think, "If I give a lot then my money will run out". There are a lot of songs that we often to sing which contain the words like “I Believe”, “I Love”, etc. Unfortunately, we don’t act and live accordingly to the song that we sing.

If I want to agree on that "common" thinking about business-style offerings (although once again I remind you that offerings or anything cannot be a business media to God), God has done His part long time ago with died on the cross. Can you imagine the price is? What is the price that we think is appropriate enough to assess His death?

Let us together change our view, the way we think. Offerings are not the way we pay our God, but the evidence of our love. After all, God doesn’t really need the money, but He wants to see evidence of our love for Him from our actions.

No comments:

Post a Comment